Ajakan Imam Masjid Prancis untuk Melawan Ekstremisme
Theresia Karo Karo Official Writer
Dunia dikejutkan dengan insiden penembakan di kantor majalah satir Perancis, Charlie Hebdo pada hari Rabu (7/1). Peristiwa ini menyebabkan 12 orang tewas, termasuk anggota redaksi dan polisi yang mengamankan kantor majalah yang dikenal dengan artikel atau kartun yang berbobot sindiran terhadap agama, tokoh politik, dan lain-lain.
Stephane Charbonnier selaku editor majalah mingguan tersebut, diketahui menjadi salah satu korban tewas yang terkena tembakan. Pelaku insiden ini diketahui berjumlah tiga orang bersenjata. Disinyalir bahwa banyak pihak yang merasa tersinggung dan marah, atas karikatur provokatif yang menyindir Islam di Charlie Hebdo.
Untuk menghindari konflik berkelanjutan sebagai imbas dari insiden ini, Imam masjid di Bordeaux, Prancis mengajak umat Muslim untuk turun ke jalan dan protes terhadap penembakan oleh tiga orang bersenjata. Meskipun tidak setuju dengan aksi turun ke jalan, Imam Thareq Oubrou yang dikenal sebagai sosok yang menjembatani dialog antara Kristen dan Islam menyarankan umat Muslim untuk turun ke jalan sebagai bentuk ketidaksetujuannya atas insiden ini.
“Umat Muslim segera turun ke jalan untuk menyatakan ketidaksetujuannya atas penembakan itu,” imbau Imam Thareq seusai bertemu dengan Paus Fransiskus. Menurutnya, serangan ini sama seperti serangan yang dilakukan terhadap Amerika pada 11 September lalu.
“Dengan kejadian ini, kami melihat ada pernyataan perang (dari mereka),” ungkapnya. Dia juga mengingatkan bagaimana tindakan ekstrimisme tersebut telah menyengsarakan banyak pihak, termasuk negara-negara Muslim.
Sumber : Kompas/Nationalgeographic.co.id by tk
Halaman :
1